THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Rabu, 11 Januari 2012

CONTOH RPP BAHASA INDONESIA


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )

Mata Pelajaran                        : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester                        : VIII / 1
Pertemuan Ke-                        : 1
Alokasi Waktu                        : 2 X 40 menit ( 1 pertemuan )

A.    Standar Kopetensi                  : Mengapresiasikan pementasan drama
B.     Kompetensi Dasar                   : Menanggapi unsur pementasan drama
C.     Indikator                                 : 1.  Siswa dapat menentukan unsur-unsur                              
                                                        sebuah drama yang di pentaskan
   2. Siswa dapat menanggapi dari tiap-tiap unsur  dengan alasan yang logis

I.       Tujuan pembelajaran               : 1. Siswa dapat menanggapi unsur pementasan
   drama
   2. Siswa dapat mengerti makna dalam sebuah   
       drama yang di pentaskan

II.    Mareri Pembelajaran               : 1. Pengertian sebuah drama
 2. Menyaksikan pementasan drama
 3. Mengetahui unsur-unsur drama
 4. Praktek pementasan drama
III.    Metode pembelajaran            : Menggunakan metode Model Student Teams

IV.    Langkah-Langkah Pembelajaran
Pertemuan Pertama
A.    Kegiatan awal ( selama 5 menit )
-        Guru memberikan salam
-        Guru menggajak siswa memulai pelajaran dengan berdoa
-        Guru mengecek kehadiran siswa
-        Guru menbagi siswa untuk membentuk kelompok secara hetorogen


B.     Kegiatan Inti
Waktu
Aktivitas Guru
2 menit
Membentuk kelompok yang anggotanya 5 orang secara heterogen ( campuran menurut prestasi,jenis kelamin,suku dll )
20
Guru menyajikan mareti pembalajaran
1.      Guru menjelaskan mareti tentang drama
a.       Pengertian drana
b.      Jenis drama menurut pementasan
c.       Berdasarkan teknik pementasannya drama di bedakan menjadi dua
d.      Unsur-unsur drama
e.       Ciri-ciri tokoh
f.       Jenis-jenis tokoh dan perannya dalam pementasan drama
15
2.      Pementasan drama dan siswa mengamati pementasan drama yang di tampilkan oleh siswa lain

15
3.      Siswa menilai pementasan drama apakah unsur-unsur yang ditampilkan dalam drama tersebut
10
4.      Guru memberikan tugas kepada kelompok untuk di kerjakan oleh anggota kelompok.
Anggota yang tau menjelaskan kepada anggotan yang lainya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti

15
5.      Guru memberikan kuis / pertanyaan kepada seluruh siswa .
Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu.

C.     Kegiatan akhir
Evaluasi : 3 menit
ü  Guru berserta siswa melakukan evaluasi mengenai kontribusi tiap kelompok terhadap perkerjaan kelas sebagai suatu keseluruhan.
ü  Guru menutup pelajaran denga  salam
V.                Sumberr Belajar
ü  Naska drama
ü  Modul / bahan referensi





VI.             Penilaian
ü  Tes teori ( tertulis )
Soal Tes Tulis
Indikator
Soal
Skor
Pengertian drama di definisikan
Jelaskan apa yang di maksud drama
10
Jenis drama menurut pementasan

Jelaskan macam-macam jenis drama
10
Berdasarkan teknik pementasannya drama di bedakan menjadi dua

Jelaskan perbedaan antara drama Tradisional dengan drama modern
20
Unsur-unsur drama

Sebutkan dan jelaskan unsur-unsur sebuah drama
20
Cirri-ciri tokoh
Sebutkan dan jelaskan cirri-ciri dalam sebuah tokoh
20
Jenis-jenis tokoh dan perannya dalam pementasan drama
Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis tokoh dalam sebuah drama
20



                                                                         Tarakan, November 2011
                       
Kepala Sekolah                                                                                    Guru Mata Pelajaran
SMA NEGERI 1 SEBATIK                                                                         


Anas Simanjuntak                                                                    Hadi Ramadhan
NIP 10601020010                                                                   NIP 10601020020



Drama adalah karya seni berupa dialog yang dipentaskan. Drama kerap dimasukkan dalam ranah kesusasteraan karena menggunakan bahasa sebagai media penyampai pesan.
Menurut jenisnya, pementasan drama dapat digolongkan menjadi empat macam yaitu drama tragedi, drama komedi, melodrama, dan dagelan.

1.Drama tragedi adalah drama yang melukiskan kisah sedih. Tokoh-tokohnya menggambarkan kesedihan. Tokoh dalam drama tragedi ini disebut tragic hero artinya pahlawa yang mengalami nasib tragis
2.Drama komedi adalah drama yang bersifat menghibur, di dalamnya terdapat dialog kocak yang bersifat menyindir , dan biasanya berakhir dengan kebahagiaan. Tokoh-tokoh dalam drama jenis ini biasanya tolol, konyol, atau bijaksana tetapi lucu.
3.Melodrama adalah cerita yang sentimental. Artinya tokoh dan cerita yang disuguhkan mendebarkan dan mengharukan. Tokoh dalam jenis drama ini biasanya digambarkan hitam-putih. Tokoh jahat digambarkan serba jahat, sebaliknya tokoh baik digambarkan sangat sempurna baiknya hingga tidak memiliki kesalahan dan kekurangan sedikit pun.
4.Dagelan (farce) adalah drama kocak dan ringan. Alurnya disusun berdasarkan perkembangan situasi tokoh. Isi cerita biasanya kasar dan fulgar. Drama jenis ini juga disebut komedi murahan atau komedi picisan.

Berdasarkan teknik pementasannya, drama dibedakan atas drama bentuk drama tradisional dan drama modern.
Drama tradisional adalah seni drama yang berakar dan bersumber dari tradisi masyarakat, bersifat spontan dan improvisatoris.
Sedangkan drama modern adalah drama yang bertolak dari hasil sastra yang disusun untuk suatu pementasan. Jadi, perbedaan utama antara drama tradisional dengan drama modern terletak pada tidak ada atau adanya naskah.


Drama tradisional dapat dikelompokkan menjadi:
1.drama tutur (lisan dan belum diperankan): kentrung, dalang jemblung,
2.drama rakyat (lisan, spontan, dan cerita daerah): randai, kethoprak,
3.drama wayang/klasik (segala macam wayang): wayang kulit, wayang beber, wayang golek, wayang orang, langendriyan,
4.drama bangsawan (dipengaruhi konsep teater Barat dan ditunjang pengaruh kebudayaan melayu dan Timur Tengah): komedi bangsawan, komedi stambul.

Drama modern dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
1. drama konvensional (sandiwara) adalah drama yang bertolak dari lakon drama yang disajikan secara konvensional.
2. drama kontemporer (teater mutakhir) adalah drama yang mendobrak konvensi lama dan penuh dengan pembaharuan, ide-ide baru, gagasan baru, penyajian baru, penggabungan konsep Barat-Timur.

Adapun unsur-unsur drama adalah:
1.Tema adalah sesuatu yang menjadi dasar cerita, sesuatu yang menjiwai cerita, atau sesuatu yang menjadi pokok permasalahan dalam cerira.
2.Setting atau Latar adalah segala sesuatu yang mengacu kepada keterangan mengenai waktu, ruang, serta suasana peristiwanya
.Latar pada drama dalam pementasan biasanya dibuat panggung yang dihiasi dengan dekorasi, seni lukis, tata panggung, seni patung, tata cahaya, dan tata suara.
3.Alur atau Plot adalah rangkaian peristiwa dalam sastra drama yang mempunyai penekanan pada adanya hudungan sebab-akibat, yang berupa jalinan peristiwa. Drama sebagai karya sastra lengkap, umumnya mengandung delapan tahapan alur. Kedelapan tahapan alur itu yaitu: eksposisi atau pemaparan, rangsangan, konflik, rumitan, klimaks, kritis, leraian, dan penyelesaian.
Untuk memahami drama, kita harus melihatnya secara keseluruhan, tidak bisa hanya membaca sinopsisnya saja


4.Penokohan atau Perwatakan adalah pelukisan tokoh cerita, baik keadaan lahir maupun batinnya termasuk keyakinannya, pandangan hidupnya, adat-istiadat, dan sebagainya.
5.Amanat adalah pesan atau sisipan nasihat yang disampaikan pengarang melalui tokoh dan konflik dalam suatu cerita

Ciri-ciri tokoh
a. Tokoh protagonis adalah tokoh utama cerita yang pertama-tama menghadapi masalah. Tokoh ini biasanya didudukkan penulis sebagai tokoh yang memperoleh simpati pembaca/penonton karena memiliki sifat yang baik.
b. Tokoh antagonis adalah tokoh penentang tokoh protagonis.
c. Tokoh tritagonis disebut juga tokoh pembantu, baik membantu tokoh protagonis maupun antagonis.

Jenis-jenis tokoh dan perannya dalam pementasan drama.
1.      Tokoh pembantu adalah tokoh yang membantu menjalankan tokoh-tokoh yang lain.
Tokoh pembantu merupakan minor character yang berfungsi sebagai pembantu saja atau tokoh yang memerankan suatu bagian penting dalam drama, namun fungsi utamanya tetap sebagai tokoh pembantu.
2. Tokoh serba bias adalah tokoh yang dapat berperan sebagai tokoh lain (all round). Misalnya, tokoh yang berperan sebagai seorang raja, namun ia juga berperan sebagai seorang pengemis untuk mengetahui kehidupan rakyatnya.
3. Tokoh statis adalah tokoh yang tidak mengalami perubahan karakter dari awal hingga akhir dalam suatu drama.
Misalnya, seorang tokoh yang berkarakter jahat dari awal drama akan tetap bersifat jahat di akhir drama
4. Tokoh yang berkembang adalah tokoh yang mengalami perkembangan selama pertunjukan. Misalnya, tokoh yang awalnya seorang yang baik, namun pada akhirnya  menjadi seorang yang jahat

Berdasarkan perannya, tokoh terbagai atas tokoh utama dan tokoh pembantu. Tokoh utama adalah tokoh yang menjadi sentral cerita dalam pementasan drama sedangkan tokoh pembantu adalah tokoh yang dilibatkan atau dimunculkan untuk mendukung jalan cerita dan memiliki kaitan dengan tokoh utama.



NASKAH DRAMA
Sang Pahlawan

Narator   : Nuniek dan Hastien adalah dua gadis yang malang. Kedua orang itu hamil sebelum perkawinan. Kejadian itu diketahui, setelah dua bulan mereka rekreasi dari Dieng. Namun Nuniek lebih beruntung daripada Hastien, sebab Burhan bersedia bertanggung jawab, bahkan sudah dikawininya secara resmi. Padahal jelas Tonny dan Hastien sama – sama melakukannya. Musibah telah terjadi, Hastien memerlukan seorang pahlawan. Siapa pahlawan itu ?
Nuniek             : Bagaiman Tien ? Tonny mu ? Apa dia datang dari Jakarta ?
Hastien            : Datang sih sudah! Tapi dasar lelaki, bosan aku berurusan dengan dia. Lagi orangtuanya yang bawel itu, malah menyalahkan saya.
Nuniek             : Loh! Emangnya yang salah siapa ?
Hatien             : Ya, jelas dia donk. Kalau aku enggak dikasih itu, kan enggak begini jadinya.
Nuniek             : Kalau kamu enggak mau diajak itu, pasti enggak begitu!
Hastien            : Kau juga menyalahkan aku? ( Tersenyum )
Nuniek             : ( Tersenyum )
Hastien            : Kau jangan menyalahkan aku!
Nuniek             : Tonny emang begitu! Dia sulit untuk dapat dipercaya.
Dan kau menyebabkan dia berani menolakmu dan menyalahkanmu ?
Hastien            : Tidak. ( Suara Hastien lemah )
Nuniek             : Karena kekayannya itulah! Dan kau mengejar kekayaan itu bukan ?
Hastien            : Aku sama sekali tidak mengejar kekayaannya.
Nuniek             : Ketampanannya ?
Hastien            : ( Mengangguk )
Nuniek             : Sama saja.
Hastien            : Ya beda! Terus terang saja Niek, kau membela Tonny ?
Nuniek             : Jangan putus asa! Saya dan Mas Burhan sedang mengusahakan.
Hastien            : Pertemuanku dan Mas Tonny ?
Nuniek             : Ya!
Hastien            : Dan kemudian akan menjatuhkan namaku, seperti ketika di Dieng itu?
Nuniek             : Jelas beda donk! Aku juga mengakui kejadian itu. Aku juga merasa bersalah. Masa Burhan juga merasa bersalah. Hingga kini aku bisa hidup sebagai suami istri.
Hastien            : Tapi aku ? Apakah aku hanya hidup ke dalam ketidaktentuan belaka ?
Nuniek             : Aku dan Mas Burhan sekarang ?
Burhan            : Sukses! En, hendaknya Ed, ditulis dengan huruf besar : SUKSES!
( Nuniek dan Hastien tak mengerti Eddy sedikit tersenyum )
Nuniek             : Apa sih Mas ?
Hastien            : Apa ? ( Burhan masih tertawa lebar, Hastien dan Nuniek masih saling berpandangan tak mengerti )
Burhan            : Kalian pasti tak mengerti. ( sambil menunjuk Nuniek dan Hastien )
Kali ini, kita sama – sama mengharapkan perjuangan dari pahlawan kita. Semoga ia berhasil dlam perannya. Apakah kalian sudah mengerti siapa pahlawan kita itu ? ( Nuniek dan Hastien hamper bersamaan menggelengkan kepala )
Baiklah inilah dia orangnya. ( Sambil menunjuk Eddy )
Hastien dan Nuniek : Eddy ?
Burhan            : Tepat! Oke, gentian engkau yang bicara. Asal dan kaitannya dengan apa yang kita bicarakan tadi.
Eddy                : Soal Tonny ?
Burhan            : Apalagi kalau bukan
Eddy                : Baik, terimakasih! Nuniek dan Hastien kan sudah lama kenal denganku ?
Hatien             Ya, siapa yang tidak kenal dengan Eddy ? Di sekolah kita itu, semua kenal. Karena kenakalanmu, sampai engkau dikeluarkan Kepala sekolah. Aku masih ingat, setiap pagi harus pajak uang padamu Rp.50,00.-
Eddy                : ( Tertawa ) Itu kan dulu, sekarang lain loh, Tien!
Hastien            : Sekarang lima ribu ?
Eddy                : Bukan begitu aku sekarang sadar. Tak mau lagi aku berkelahi, kalau tidak terpaksa sekali.
Burhan            : Sudah! Sekarang kita bicara sekarang, bukan yang dahulu. Oke ?
( Hastien memandang tajam kepada Eddy )
Nuniek             : Sekarang kita mau bicara apa sih ?
Burhan            : Membicarakan keadaan Hastien!
Hastien            : Membicarakan aku ?
Burhan            : Aku tahu keadaanmu, Hastien. Aku sebenarnya menyesalkan tindakan Tonny yang tidak bertanggung jawab itu.
Hastien            : Aku akan dikawinkan dengan Eddy………
Eddy                : Tidak aku tidak berani. ( Hening sejenak. Mereka saling berpandangan )
Burhan            : Ayo kita mulai bicara lagi. Tapi ingat jangan tegang – tegangan.
Eddy                : Begini Hastien, aku akan menolongmu. Aku pernah berhutang budi padamu. Aku merasa berdosa saat itu, meminta uang dengan paksa sampai beberapa bulan. ( Eddy diam sejenak ) Pagi tadi Burhan becerita kepadaku tentang keadaanmu. Sebenarnya aku menyesali tindakan Tonny itu. Kenapa dia melakukan tindakan begitu kepadamu ? Ku pikir terlalu nekad. Nah kuharap kau mengerti, Hastien.
Hastien            : Kau akan menolongku ?
Eddy                : Ya!
Hastien            : Dengan cara bagaimana, kau akan menolongku ?
Eddy                : Menyeret Tonny ke hadapan Hastien.
Hastien            : Ha! ( Agak terkejut )
Eddy                : Tonny harus bersumpah di hadapan Hastien bahwa dia bersedia mengawini Hastien dengan segera!
Hastien            : Bisakah begitu ?
Eddy                : Inilah Eddy yang dulu nakal dan bejad akan memulai dengan kebaikan.
Hastien            : Eddy……. ( Menubruk Eddy sambil menangis )
Nuniek             : Sudahlah Tien, Kita tunggu saja. Kapan Ed kau akan mencarinya ?
Eddy                : Sekarang dia ada di rumahku! Oke, sebentar aku menjemput dia. ( Eddy pergi ke luar meninggalkan mereka )
Nuniek             : Mas Burhan, dapatkah kau percaya ucapan Eddy tadi ?
Burhan            : Aku percaya sekarang! Dulu kita sama – sama satu kelas banyak yang curiga kepadanya. Padahal ya memang betul – betul dia itu terdesak.
Hastien            : Terdesak ? Terdesak apa ?
Burhan            : Dia itu, orangtuanya miskin.
Hastien            : Sekarang kok bisa kaya ? Pakai mobil, pakai necis.
Burhan            : Dulu dia bekerja sebagai penjaga toko. Ketika toko itu kena rampok, dialah yang menyelamatkannya.
Nuniek             : Eddy ?
Hastien            : Hingga tidak terjadi lagi perampokan ?
Burhan            : Iya. Dialah yang menyelamatkan. Hingga akhirnya pemilik toko mengambil Eddy sebagai menantu …
Hastien            : Jadi dia sudah kawin ?
Burhan            : Malah dia sudah punya anak.
Hastien            : Aku akan meminta maaf kepadanya nanti…. ( Ucapan itu tidak jadi dilanjutkan karena pintu tiba – tiba terbuka )
Eddy                : Ton, kau jangan mencoba lari dari kenyataan ini.
Tonny              : Aku tidak diperkenankan oleh orangtuaku!
Eddy                : Itu bukan alasan yang kuat untuk menolak! Di catatan sipil juga bisa.
Tonny              : Kalau aku melepas orangtuaku, aku kan belum bekerja.
Eddy                : Lihat Burhan, apa dia sudah bekerja ? Toh dia juga mengawini Nuniek. ( Pelan – pelan Tonny memandang Hastien. Pertama yang dilihatnya adalah perutnya yang tampak sedikit besar. Lalu dengan pelan – pelan pula Tonny melangkah ke arah Hastien, kemudian berjabat tangan )
Tonny              : Hastien, aku berjanji dalam waktu dekat ini, akan mengajakmu ke catatan sipil.
Hastien            : Terima kasih.
Eddy                : Ton, kalau cuma janji kosong yang kau berikan kepada Hastien, jangan. ( memuncak kemarahannya )
Burhan            : Terima kasih atas usahamu, Ed…..
Eddy                : ( Mengangguk ) sama – sama.


KAJIAN :
Hal – hal yang dibahas dalam naskah drama :
A.      Ditinjau dari nilai intrinsik :
1.      Judul naskah                  : “ SANG PAHLAWAN “
2.      Tema cerita                     : Persahabatan dan cinta
3.      Plot / Alur cerita             : Maju ( Alur cerita tidak datar, ada tanjakan )
4.      Tokoh dan Perwatakan
a.      Nuniek    : Istri Burhan, sahabat Hastien
Watak     : Tegas, tidak mudah putus asa, gaya bicaranya terus terang tidak bertele – tele
b.      Hastien   : Sahabat Nuniek, kekasih Tonny
Watak     : Lugu/polos, suka mengeluh, mudah putus asa
c.       Burhan   : Suami Nuniek, Sahabat Eddy
Watak     : Tegas, bertanggung jawab, setia kawan, tidak mudah putus asa
d.      Eddy      : Sahabat Burhan, Teman Hastien dan Nuenik
Watak     : Suka bercanda, setia kawan, kaya tetapi tidak sombong, cuek, gaya bicaranya serius tapi santai, pekerja keras, suka menolong ( patriot ), gampang emosi, suka bersikap nakal pada waktu lalu.
e.      Tonny     : Kekasih Hastien
Watak     : Pengecut, tidak bertanggung jawab, malas karena suka menggantungkan hidupnya pada orangtua.
5.      Latar/setting       : Di rumah Burhan dan Nuniek
Bahasa    : Dalam cerita ini, pengarang menggunakan bahasa sehari – hari yang mudah dipahami tetapi tetap santun dan sedikit baku namun tidak terkesan terlalu kaku dalam dialognya. Sedangkan dari segi tanda baca, penggunaan kalimat langsung yang disertai tanda titik, koma, tanda tanya, tanda seru, dan huruf kapitalnya sudah benar, hanya saja dalam naskah ini pengarang tidak menggunakan tanda petik ( “ ) untuk mengawali/mengakhiri kalimat langsung.
Dari segi isi     : Naskah cerita tersebut isinya cukup mudah dipahami, alurnya jelas dalam susunan peristiwa serta dialognya. Pengarang sudah dapat menggambarkan watak masing – masing tokohnya melalui dialog – dialog dalam naskah – naskah tersebut. Ceritanya cukup bermakna dengan adanya dialog – dialog yang serius dan kadang menegangkan, namun tetap dibubuhi dengan dialog yang bersifat santai dan bercanda. Ceritanya dan dialognya tidak datar., mengandung klimaks dan penyelesain yang baik. Isinya mengandung banyak pesan dan amanat untuk pembacanya.
Sinopsis cerita : Naskah drama tersebut menceritakan tentang kehidupan persahabatan, cinta dan konflik yang timbul di dalamnya. Hastien yang dihamili kekasihnya Tonny, mengeluh kepada Nuniek shabatnya karena Tonny tidak mau bertanggung jawab. Dengan rasa kesetia kawanan yang tinggi, Nuniek dan suaminya Burhan membantu menyelasaikan permasalahan Hastien dengan Tonny. Hastien selalu mengeluh dan hampir putus asa, hingga akhirnya datang seorang penolong yaitu Eddy, sahabat lama mereka yang dahulu terkenal sifatnya yang kurang baik. Eddy berhasil membantu Burhan membawa Tonny kehadapan Hastien, hingga terjadi negosiasi yang cukup alot. Tetapi akhirnya Eddy dan kawan – kawan mampu memaksa Tonny untuk mempertanggungjawabkan perbuatan kepada Hastien.
Sudut pandang            : Pengarang sebagai sudut pandang orang ketiga, karena pengarang berada di luar cerita. Pengarangnya hanya sebagai pencerita dan  tidak terlibat di dalamnya. Pengarangnya hanya menggunakan nama – nama orang atau kata ganti orang ketiga dalam naskah drama tersebut.

Amanat pesan : Naskah drama tersebut mengandung pesan yang ingin disampaikan kepada para penikmatnya antara lain :
ü  Berpikirlah secara matang sebelum melakukan tindakan yang memerlukan tanggung jawab yang besar dan jangan bertindak ceroboh.
ü  Kita harus mempertanggung jawabkan segala perbuatan kita baik kepada manusia maupun Tuhan.
ü  Tolonglah sesama yang sedang mengalami kesulitan.
ü  Jangan mudah putus asa dalam menghadapi persoalan, jika tekun pasti ada jalan keluarnya.
ü  Jangan suka berprasangka buruk kepada orang lain.
ü  Taburlah kebaikan, niscaya kita akan menuai kebaikan pula.
Pembabakan cerita :
Babak 1 : Pengalaman tokoh dan percakapan yang megarah pada permasalahan.
Babak 2 : Pertemuan Eddy dan Burhan dengan Nuniek dan Hastien.
Klimaks : Pada waktu Eddy membawa Tonny ke hadapan Hastien.
Ketegangan     : Eddy dan teman – temannya ( Nuniek dan Burhan ) memaksa Tonny untuk menikahi Hastien.
Penyelesaian    : Tonny berjanji kepada Hastien untuk segera minikahinya.
B.      Ditinjau dari nilaii ekstrinsik
1.      Pengarang          : Aji Sudharmaji Mukhsin
2.      Ditinjau dari kajian sosiologi  :
Cerita dalam naskah tersebut menggambarkan hubungan antara sesame/sejawat dengan ruang lingkup pergaulan muda – mudi, permasalahan tentang cinta dan persahabatan yang setiap saat selalu ada dalam kehidupan nyata . Serta segala upaya untuk memecahkan prsoalan – persoalan tersebut. Cerita ini juga banyak memberikan pesan – pesan moral kepada pembacanya khususnya kepada muda – mudi agar berhati – hati dalam menjalin suatu hubungan, dan agar selalu bertanggung jawab dalam setiap tindakan yang mereka lakukan. Kesetia kawanan sosial juga tidak kalah pentingnya agar kita peka untuk membantu sesama kita yang sedang bermasalah.
3.      Ditinjau dari segi budaya :
Naskah cerita drama tersebut menggambarkan kerasnya dampak globalisasi seperti pergaulan bebas dan free sex dari dunia barat masuk ke Indonesia, shingga lambat laun nilai – nilai kebudayaan asli Indonesia yang santun dan bernafaskan religi. Tetapi masih ada nilai – nilai positif yang dapat diambil dari cerita ini yang mncerminkan budaya Indonesia secara turun – temurun yaitu sikap saling membantu, setia kawan, patriotisme, rela berkorban, tolong menolong, dan bertanggung jawab.



0 komentar: