THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Rabu, 11 Januari 2012

CERPEN

YANG KUNANTI

Oleh : Anas Simanjuntak
Lantunan lagu, membawa anganku melayang pada sosok Ina. Gadis manis berlesung pipi, bergigi ginsun yang putih dan berjilbab. Manis, Ina memang manis, para laki-laki pun mengakuinya. Hanya orang dungu, bodoh, stupid dan sirik yang berani bilang Ina tidak manis. Aku bersenandung kecil mengikuti lirik lagu romantis itu. .... kuyakin dalam hatiku, kau satu yang dipikiranku, kurasa hanya dirimu yang membuat ku rindu, dan tergila-gila kepadamu ... Yah, memang aku begitu menyukai Ina. Senyumnya yang ceria, manis, tatapan matanya yang lembut, jilbabnya yang selalu melambai-lambai tertiup angin dan bibirnya yang merah. Wah…, sejuta pesona Ina membuat hatiku terasa dingin dan sejuk seperti di siram air es.. yang dingin.
Aku mengenal Ina pada suatu pagi yang dingin. Hujan turun membasahi kota tercinta ku. Saat itu, aku sedang terperangkap hujan disebuah kape yang penuh. Tidak disangka, di dekat pintu, berdiri seorang cewek manis berjilbab, Ina. Jilbab biru  terlihat kontras dengan kemeja kotak-kotak birunya dan celana jeans hitan. Dia sedang memesan minuman coklat hangat. Yups…., hujan-hujan begini memang paling enak, dan asik minum coklat hangat. Dan kape yang satu ini adalah kape favorit anak-anak di kota ku. Selain letaknya berada di pusat kota, fasilitasnya banyak. Full musik dan AC. Senyum manis Ina saat saling bertemu pandang denganku membuat hatiku bagai disiram air es. Entah siapa yang memulai, kami kemudian berkenalan dan cepat akrab. Selain Ina cewek supel yang selalu bisa mengudang percakapan seru, Ina juga lucu dengan pertanyaannya dan tebakan-tebakan konyolnya.
Setiap hari, setiap malam tiba aku jadi gelisah takkaruan. Aku selalu berkhayal dan bermimpi, seandainya Ina menjadi milikku. Jantungku berdebar keras bila memori ini mulai bermain dengan bayang-bayang Ina, apakah Ini namanya cinta? Ku selalu bertanya-tanya kepada hati kecilku. Sungguh kalau tidak meng-smsnya sekali… saja, hatiku ini rasanya jadi tak karuan. Meskipun sms-ku itu nampak dibuat-buat. Misalnya hanya menanyakan “hay apa kabarnya ni.. Ina”? lagi ngapain ni.. kamu Ina? sudah makan kah ni Ina? Ga kuliah hari ini? Dan pertanyaan-pertanyaan basi lainnya. Namun Ina selalu dengan baik hati membalas sms-smsku itu.
Apa lagi yang kutunggu? Kalau memang ini namanya cinta, nyatakan saja kan. Namun aku masih ragu untuk menyatakan cinta ku. Bingung harus bagaimana bersikap. Well, ketakutan terbesar dari seorang pria adalah ditolak cewek bila ditembak. Apa yang harus kukatakan bila dia menolakku? Aku memang menikmati rasa-rasa indah yang tumbuh di hatiku, masih menikmati keadaan yang sekarang berjalan. Saling sms, saling tanya kabar. Lebih dari itu aku pengen, tapi belum tau cara tepat untuk menyatakannya. Bingung rasanya. Ina, dengan sejuta pesonanya yang indah telah menjerat hatiku tanpa ampun.
Siang ini aku disibukkan dengan tugas-tugas kulaih yang menumpuk yang harus segera kuselesaikan. Huuu ... bosan juga rasanya duduk seharian dari pagi jam sembilan hingga jam dua belas siang ini. Perutku sudah minta di isi. Aku teringat Ina. Sudah makan kah cewek manis itu? Ah, ingin rasanya bertemu, namun apa daya, tugas-tugas ini begitu mengekangku. Tiba-tiba hpku berbunyi, sms masuk. Kubaca segera, siapa tau berita penting. Dan hampir saja aku terlonjak, dari Ina! Mas bu, sore nanti ada acara?-Ina. Aku segera membalas, Ga ada acara tuh, napah?-Aku. Widi mau cari buku, tapi ga ada yang temenin-Ina. Oh, boleh, jam 4 mas jemput ke kosan yah.-Aku. Oke, jam 4 Ina tunggu-Ina. Oh my God, apakah ini berarti jalan telah terbuka untukku??? Widi kan bisa saja meminta salah satu penghuni kosan untuk menemaninya, tapi justru aku yang dipilihnya. Segera kuselesaikan semua tugas ini dengan penuh semangat. Tak kuhiraukan perutku yang terus bernyanyi sejak tadi.

Jam 3 lewat 35 menit akhirnya terselesaikan juga tugas-tugas kuliah ku. aku melesat ke kosan Ina dengan skuter kebanggaanku. Sesampai di sana Ina telah menunggu. Senyuman manis dan jilbab biru yang melambai-lambai menyejukkan hatiku.
"Assalamualaikum ..." Ina menjawab salamku. Tak menunggu lama, Ina kemudian telah kubonceng ke daerah pertokoan di sentral buku. Kuikuti kemana pun langkahnya terayun. Mengubek-ngubek toko buku yang dia cari. Namun apa yang dicarinya belum ketemu juga. Perutku semakin keroncongan. Ina rupanya menyadari hal ini, dia menatapku iba.
"Mas Bu dari kampus langsung jemputin Ina yah? Aduh, maaf ya mas ngerepoti. Kita makan dulu yuk kalau begitu." Hu.., syukurlah Ina memiliki hati sebaik ini. Thanks God! Kita menuju salah satu warung pinggir jalan yang cukup bersih. Aku makan dengan lahap, sedangkan Ina hanya minum jus alvokad. Selesai makan kita tidak  jadi melanjutkan niat mencari buku. Ina beralasan tidak ada buku yang dicarinya.
"Mas Bu pasti marah ya ... sudah capek-capek kerjakan tugas, malah nganterin Ina cari buku. Eh, yang dicari malah ga ketemu-ketemu ..." ujar Ina setelah dia kembali berada di boncengan skuterku. Aku menggeleng. Justru sore ini adalah sore terindah bagiku. Aku bisa menemaninya, membuntutinya kesana kemari dan menghirup aroma Ina yang lembut. Hadiah terindah setelah capek kerjakan tugas kuliah, sungguh.
Kuantar dia kembali ke kosan dengan janji saling sms. Aku kembali ke rumah dengan perasaan senang, rasanya tak ingin semua ini berakhir. Rasanya ingin Ina berada dalam boncenganku selamanya. Hanya pada Ina rasanya aku bisa setotal ini mencinta.
Aku berani membiarkan cinta ini tumbuh dan berharap karena setauku Ina belum memiliki cowok. Bila saja dia telah punya cowok, aku akan mundur dengan pasti. Tidak akan meng-sms dirinya bahkan tak berani rasanya aku sekedar membayangkannya. Namun kesendiriannya dan kesendirianku membuat aku berani membiarkan cinta ini tumbuh dengan bebasnya, mengisi relung hatiku yang paling dalam dan merasakannya tumbuh subur kian harinya.
Aku terduduk lesu di depan lektop ku. Menatap layar lektop dengan lesu. Dua hari lagi Valentine. Menilik usiaku yang tidak muda lagi, paling tidak aku sudah bukan abg lagi, sebenarnya tak pantas Valentine menjadi beban di hati. Namun setelah sekian lama aku bermain dengan hati dan pikiranku, aku berniat menyatakan cintaku pada Ina di saat paling romantis dalam setahun ini. Mungkinkah aku berani menyatakannya? Bagaimana???
Cukup sudah .. cukup sudah aku menunggu. Ini lah saatnya aku bicara. Aku sebelumnya memang harus menyiapkan mentalku bila ditolak Ina. Tapi aku yakin, Ina-lah wanita satu-satunya yang akan menjadi sahabat hatiku. Dengan keyakinan itu, aku berniat mencari buku yang di inginkannya.
Akhirnya aku pulang. Dengan bungkusan buku di tangan. Buku itu kumasukan ke tas kertas yang berwana biru dan ku selipkan surat cinta. Apa hanya itu? Kata-kata, kata yang kira-kira bisa mewakili seluruh, atau separuh cinta ini padanya.. Dan selesai sudah. Besok, sehari sebelum Valentine aku sudah harus menyerahkan kado ini untuknya. Tidak mahal namun menyiratkan hatiku. Lebih baik mencoba dari pada tidak sama sekali, begitu batinku bicara.
Kupencet nomor telepon Ina. Kebetulan sekali Ina sendiri yang menerima. Kusampaikan niat untuk ke kosan-nya sore itu. Ina dengan senang menunggu. Selepas jam kuliah, kupacu skuterku ke kosan-nya. Ina lagi-lagi telah menantiku di teras kosan. Aku tersenyum, kuberi senyum yang paling manis. Ina mengajakku duduk.
"Ada perlu apa nih mas Bu sore-sore pulang kuliah langsung ke sini?" tanya Ina setelah kuteguk es jeruk yang disuguhkannya.
"Mau kasih ini..." kusodor tas kertas biru, kado Valentine dariku untuknya. Ina sempat terkejut. Binar matanya membuatku ingin memeluknya!
"Tapi, bukanya nanti malam saja yah ... jangan sekarang. Itu kado Valentine buat Ina .." kataku. Bola matanya kembali berbinar. Kupastikan, hatinya pasti berbunga, mimpi seorang cowok!
"Oke, wah... makasih banget ya mas Bu .. aduh Ina bahkan belum membeli kado Valentine buat mas Ina." katanya. Ah Ina, tak usah kado, jawab saja cintaku! Jeritku dalam hati. Ngobrol sebentar aku pamit pulang. Ina mengantarku sampai pagar kosannya. Aku melambai sebelum memacu skuterku pulang ke rumah.
Malam ini aku tak bisa tidur. Ina, sambutlah cintaku ... jangan biarkan aku merana karena cinta ini. Bolak balik di tempat tidur, gerah. Aku tak bisa tidur! Sedang apa kah kamu Ina? Hampir jam 1 malam dan mataku belum mau terpejam. Sudahkah Ina melihat buku itu? Widi, Widi, Widi! Hpku berbunyi, sms masuk. Aku meraih hp dari meja dan membaca. Mas Bu, terima kasih atas kadonya,  terima kasih telah membuat Ina berhenti bermimpi-Ina. Hah? Bermimpi? Apa maksudnya? Ina, bangun, ke telepon, mas Bu mau nelpon sekarang-Aku. Aku bangkit, keluar kamar, memencet no telepon  gadis berlesung pipi itu.
"Assalamulaikum. Ina ..." kataku.
"Wa'alaikumsalam .. ya mas Bu .. makasih yah ... ternyata selama ini Ina tidak bertepuk sebelah tangan ..." aku terlonjak gembira, thanks God! Akhirnya, akhirnya, batinku.
"Ina ... thanks ... ini kado Valentine terindah bagi mas." gitu kataku. Ina tertawa pelan .. mendesah ... Ina, love u sweety!
Bagai mana dengan suratnya Ina sudah di baca ka? “kata ku.
“Ina… sambil menjawab malu-malu.. iya mas bu..Ina juga memiliki perasaan yang sama dengan mas..
Dan ku juga sangat senang, mendengar Ina memiliki perasaan yang sama dengan ku..
"Love u Ina ..." akhirnya keluar juga kata-kata itu dari bibirku.
"Love u too mas Bu ..." klik. Telepon kututup. Dengan perasaan gembira,
Akhirnya jawaban yang kunanti dari Ina telah ku dengar, Memang cinta begitu indah. Cinta begitu romantis. Ketakutan cowok bila ditolak cewek sebenarnya tak beralasan. Paling tidak harus mencoba kan? 



 Cintaku yang Terpendam
Oleh : Ruslim
Aku mengenalnya sejak aku masuk kuliah, saat pengenalan kampus dan semenjak itu aku merasa aneh.
Entah apa yang aku rasa saat itu...?

Saat aku sadari ternyata aku mulai jatuh cinta, ya aku jatuh cinta untuk yang pertama kali
Namun aku tak mampu melakukan apa yang ingin aku lakukan

Aku hanya mengaguminya dari kejauhan, aku hanya mampu melihat senyumnya dari sini dari tempatku duduk kala itu.

Aku melihatnya tertawa dan bercanda gurau dengan teman temannya.
Aku sungguh jatuh cinta, ini cinta pertama ku...

Wanita, yang aku pandang terlihat  cantik dengan gayanya yang lembut dan anggun, aku suka itu..
Matanya sangat indah, wajahnya yang bersih bagaikan bulan purnama, menambah getaran dalam dada ini..

Ooooh..Tuhan.. Aku suka dia, benar-benar suka dia..
Rasa ini semakin hari semakin dalam.
Setiap hari yang aku ingin hanya memandang wajahnya.
Suatu hari aku melihat tatapan matanya, tatapan mata yang sangat sejuk.
Yang mampu membuat jantung ini berdegup lebih cepat.
Dan akhirnya aku mulai bisa dekat dgn dia, aku merasa sangat bahagia.
Namun rasaku ini takmampu untuk ku ungkapkan, karna lidahku terasa membeku saat aku ingin mengatakan cinta kepadanya... oooh..Tuhan kenapa dengan diriku ini....???

Hingga suatu hari, apa yang aku takutkan terjadi.. dia sudah tidak sendiri lagi...
Dia sudah memiliki seorang pacar...
Aku hancuuuur saat itu..
Aku harus melihat wanita yang aku cinta bersama lelaki lain..

Aku menangis karna wanita yang aku cinta sudah dimiliki oleh lelaki lain.
Aku terus menangis dalam diamku....
Aku sangat sedih.. wanita yang ku cinta, kini taksendiri lagi...
Kini, hanya ada aku dan rasa itu..
Aku hanya mampu mengingatnya, mengingat semua senyumnya dan wajah indah itu.
Aku berjalan gontai sambil meneteskan air mata , air mata kehilangan.
Dia, takkan pernah tau bahwa aku mencintainya dengan kesungguhan ku ini...

Aku tak mampu berkata apapun, aku hanya menangis dalam diam, menyesali diri ku yang takmampu mengatakan cinta kepadanya.....

Aku mencoba tegar, aku mencoba terus untuk menutup luka ini...
Namun aku takbisah untuk melupakannya, karna aku telah benar-benar jatuh cinta kepadanya... namun kini dia sudah dengan yang lain...!!!!!

Rasanya hatiku sangat sakit saat itu, hatiku ada 1 dan akhirnya hancur berkeping-keping.
Tuhan, mengapa ini terjadi padaku....??

Aku terluka karna dengan diriku sendiri, yang takmampu mengatakan cinta kepadanya....
Hingga sampai saat ini rasa cintaku untuknya takberubah, aku tetap mencintainya walaupun dia sudah dengan yanglain dan aku akan tetap menunggunya sampai dia sendiri lagi...



0 komentar: